Rabu, 08 Juni 2016

PEMKAB SIMELUE ACEH LATIH BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN LELE

 Penggunaan PHPMB Probiotik Perikanan, Fish Medicine MB, dan Zero Micro Water mensukseskan budidaya ikan lele.
 
 
Kabupaten Simeulue merupakan gugusan kepulauan yang terdiri dari 41 pulau besar dan kecil. Kepulauan ini terletak di Samudera Indonesia. 105 Mil Laut (194,46 Km) dari Meulaboh. Aceh. Jika di Ukur dari Tapak Tuan, Jarak Simeulue 85 Mil Laut (157,42 Km) Pulau Simeulue merupakan pulau terbesar dari 41 pulau di Kab. Simeulue, Luas pulau Simeulue mencapai 1000,2 km² Perikanan merupakan salah satu sektor yang diharapkan dapat menjadi andalan pertumbuhan ekonomi di masa akan datang. Berkaitan dalam rangka mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya, maka salah satu peranan Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Medan adalah meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh Pembudidaya Ikan lele di Kabupaten Simeulue.

Permintaan terhadap produksi hasil perikanan di masa akan datang akan meningkat sebagai konskuensi pertumbuhan jumlah penduduk. Peningkatan daya beli dan kecenderungan perubahan pola konsumsi dari produksi peternakan menjadi produksi Perikanan. Jenis ikan yang potensial untuk dikembangkan adalah jenis gurami, mas, nila, lele, lobster air tawar dan lain-lain. Permintaan pasar terhadap jenis ikan ini terus meningkat dari tahun ke tahun yang menandakan semakin banyak masyarakat di Kabupaten Simelue yang mengkonsumsi ikan lele.

Peta persaingan perdagangan global menjelang masyarakat ekonomi ASEAN (MEA/AEC) Tahun 2015 khususnya disektor perikanan akan semakin ketat. Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai tahun 2012 telah memfokuskan pembangunan Kelautan dan Perikanan dalam hal Industrialisasi Perikanan yang berdaya saing untuk mensejahterakan rakyat, dimana Industrialisasi Perikanan adalah proses perubahan kearah Kebijakan pengelolaan lebih kepada : sumberdaya perikanan, pembangunan infrastruktur, pengembangan system investasi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumberdaya manusia, yang diselenggarakan secara terintegrasi berbasis industri untuk meningkatkan nilai tambah, efesiensi dan skala produksi yang berdaya saing tinggi. Dalam rangka mewujudkan upaya percepatan kebijakan industrialisasi Kelautan dan Perikanan, selama 6 tahun berturut-turut mengadakan lomba inovator perkembangan produk perikanan.

Hal ini menyebabkan usaha pengembangan budidaya air tawar memiliki prospek yang cukup tinggi, apalagi mengingat tingginya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kandungan gizi yang terdapat pada ikan, yang berperan dalam pertumbuhan dan kecerdasan manusia. Atas dasar inilah Balai Pendidikan dan Pelatihan Medan bekerjasama dengan pemkab Simelue mengadakan Pelatihan Pembesaran Ikan Lele dalam rangka Program Lanjutan Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh. Pelatihan dilaksanakan di Aula Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue dan Praktek di Kolam Masyarakat selama 6 hari yaitu mulai tanggal 03 s/d 08 Juni 2015. Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue Bapak Drs. Gusni, NM didampingi oleh Ketua Panitia Balai Diklat Perikanan Medan Bapak Daniel Ginting, S.Pi, M.Pd, panitia serta peserta pelatihan yang berasal dari beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Simeulue. Pada kesempatan ini Ketua Penyelenggara Pelatihan Bapak Daniel Ginting, S.Pi, M.Pd menyampaikan bahwa pelatihan ini dilakukan agar mampu meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan pemahaman pembudidaya ikan dalam hal pembesaran ikan lele, sementara itu menurut beberapa orang peserta, mengakui pelatihan tersebut sangat bermanfaat karena selama ini mereka sudah mempunyai lahan untuk dikembangkan.

Beberapa materi inti yang disampaikan dalam pelatihan budidaya pembesaran ikan lele di Kabupaten Simeulue meliputi, persiapan kolam budidaya, penanganan benih, pengelolaan kualitas air, pemberian pakan, pengendalian hama dan penyakit serta panen dan pasca panen, yang disampaikan secara teori dan praktek. Metodologi pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan ini adalah andragogy yaitu metoda pengajaran untuk orang dewasa yang terdiri dari ceramah, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok / penugasan. Untuk menghilangkan kejenuhan dalam pembelajaran instruktur melakukan“ice breaker” yang bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan dan membangkitkan semangat para peserta.

Untuk menambah pengetahuan peserta dan guna menunjang peningkatan hasil perikanan para Widyaiswara dan Instruktur dari BPPP Medan berkenan berbagi ilmu untuk pembuatan probiotik yang mana bahan yang digunakan merupakan bahan yang mudah diperoleh misalnya buah nenas, papaya dan lain-lain, fungsi MOL probiotik adalah menstabilkan kualitas air, menekan timbulnya penyakit serta memperbaiki kualitas air.

Penutupan Pelatihan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 08 Juni 2015 oleh Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue Bapak Ibrahim, SP beliau berpesan kepada peserta supaya ilmu yang diperoleh selama pelatihan tidak hanya sampai di situ tetapi supaya dikembangkan dan diaplikasikan dalam usaha budidaya ikan dan ditularkan kepada pembudidaya yang lain atau dalam kelompoknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar